Sabtu, 27 Juni 2009
Beberapa pendekatan yang dapat dipakai sebagai kerangka kerja dalam menentukan prioritas kebutuhan sistem informasi
Menghindari salah investasi pada IS/IT tanpa harus mengorbankan perubahan pada strategi
Teknik perencanaan strategi dan keterkaitannya
Eksternal jangka panjang (based on external business environment; fig. 1.7.)
@ The state of the industry in terms of profitability, growth and structure;
@ The degree to which IS/IT is, or is capable of, changing the products, markets and interrelation-ships of the industry.
Teknik perencanaan strategi dan keterkaitannya
Eksternal jangka pendek (external IS/IT environment)
@ The actual use of IS/IT by competitors and others in the industry to gain a relative advantage;
@ The opportunities created by IS/IT to change the balance of competitive forces and influences on the industry, both in the existing value chain and by new entrants or product/service substitution.
Teknik perencanaan strategi dan keterkaitannya
Internal jangka panjang (internal business environment)
@ how new IS/IT applications could more effectively support or enhance the business strategy of the enterprise;
@ how new IS/IT applications could enable the business to adopt amore appropriate strategy to suit the future business environment;
Teknik perencanaan strategi dan keterkaitannya
Internal jangka pendek (internal business environment and current application portfolio)
@ The degree to which existing systems support the chosen strategy and the critically of those systems to avoiding business disadvantage and/or sustaining existing advantages;
@ The existing approach to IS/IT management and its appropriateness to the business strategy.
Pert. 22. Kerangka kerja dimana teknik dan alat dapat digunakan efektif (berdasar McFarlan)
Kerangka kerja keseluruhan utk penentuan strategi bisnis sistem informasi (fig. 6.2)
Fig. 6.2. Illustrates, as the end product, the portfolio divided into three components:
The existing applications
The required applications
The potential applications
Pert. 22. Kerangka kerja dimana teknik dan alat dapat digunakan efektif (berdasar McFarlan)
The three columns of fig. 6.2 refer to:
The need continually to reappraise how both external and internal environment are changing…… central column
The need to identify and monitor new or emerging IS/IT……. right hand column
The need to make decisions on how best to deploy available business and IS/IT resources in the immediate future……… left hand column
Lihat animasi terlampir.
Pert. 20. Rantai nilai eksternal
Falsafah
The overall performance of the industry, in terms of its ability to maximize its value added and minimize its costs, is primarily dependent on how well demand and supply information are matched at all stages of the industry.
Sistem informasi (e-comm) dan rantai nilai
Fig 5.5 shows three types of relationship. Normal business transactions (invoices, orders, payments, etc) could be addressed by a company with most of its customers and suppliers who have computers, simply by connection via the internet.
Pengaruhnya ke ERP dan CRM
According to Porter, we are entering a new stage of evolution in terms of how IT is affecting industry value chains. Previously, each firm has achieved improved performance by integrating its activity and processes as well as its supplier and customer interaction through IS, most recently via ERP and CRM software packages.
The value chain approach distinguishes between two types of business activity.
1. Primary activities:
@ inbound logistics;
@ operation;
@ outbound logistics;
@ sales and marketing;
@ services.
Pert. 20. Rantai nilai internal
2. Support activities:
@ infrastructure
@ human resource management
@ product and technology development
@ procurement
Label: Rantai nilai eksternal
ANALISIS STRATEGIS: MENENTUKAN POTENSI MASA MENDATANG
Konsep yang lebih menekankan dimensi kreativitas terhadap peluang eksternal IS/IT, lingkungan persaingan dan sistem nilai dari industri
Membantu pembentukkan keterkaitan yang erat antara isu yang ada pada strategi bisnis dengan rasionalisasi alami investasi IS/IT di masa mendatang
ANALISIS STRATEGIS: MENENTUKAN POTENSI MASA MENDATANG
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
Lebih menekankan strategi eksternal yang mengge-rakkan strategi internal ketimbang sebaliknya.
Development of business strategies can be carried out in a variety of ways, but, this is probably most effective if the organization is considered as a group of (strategic) business unit.
The consideration based on: situation analysis and competitive assessment, evaluation of strategic options, and dynamic allocation of resources.
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
This would include an assessment of the role of IS/IT in terms of its use in the industry, by competitors, suppliers and customers, as well as the effectiveness of its use within the business unit.
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
Particular relevance to the electronic commerce dimensions of the strategy, have been overlaid on the basic model in fig. 5.3. They attempt to show how generic e-comm options –improving the value proposition, mass customization, performance improvement and cost reduction-require combination to be addressed.
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
The experts have proved very useful in clarifying the business rationale for IS/IT investment plans.
@ strategic applications should relate readily to the dimension in which the organization seeks to excel in the next one to three years, with the objectives of gaining advantage in the market place.
@ key operational application improvements are essential in any dimension if the systems are causing performance levels to fall below those essential to success.
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
@ high potential projects would normally be prototypes related to spesific strategic developments or evaluations of ideas relaevant to the other dimensions.
Pert. 19. Menyelaraskan strategi investasi bidang IS/IT dengan bisnis
Pert. 19. Analisis rantai nilai
Pengertian menurut Porter:
Every firm is a collection of activities that are performed to design, produce, market, deliver and support its products or services. All these activities can be represented using a value chain. Value chains can only be understood in the context of the business unit.
Pert. 19. Analisis rantai nilai
Hubungannya dengan sistem yang besar
The value chain of the business unit is only one part of a larger set of value adding activities in an industry.
The value chain of any firm therefore needs to be understood as part of the larger system of related value chains-those of its suppliers, customers, and competitors before it can be optimized.
Pert. 19. Analisis rantai nilai
Contoh:
the considerable investment made by food retailers in Point Of Sales (POS) systems has changed the way information is passed to food manufacturers company and has dramatically changed the delivery service required from those manufacturers.
Senin, 22 Juni 2009
1. Jelaskan perbedaan antara Quality Assurance dan Quality Control Manager.
Quality Control Manager: bertanggung jawab melakukan pengetesan untuk mencari kesalahan.
Quality Assurance Manager: tidak hanya bertanggung jawab untuk menemukan kesalahan tetapi juga mencegah timbulnya kesalahan serta mengusahakan peningkatan kualitas produk secara terus-menerus
Definisi yang diberikan oleh standar IEEE 610.12-1990 mengenai Quality Assurance:
• Sebuah pola yang direncanakan dan sistematis dari seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menyakinkan bahwa sebuah produk telah sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.
• Sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengevaluasi proses pengembangan /pembuatan suatu produk.
Quality Control didefinisikan:
• Sejumlah aktifitas yang dirancang untuk mengevaluasi kualitas dari suatu produk yang dikembangkan/dibuat
2. Gambarkan struktur organisasi pengujian :
a. Organisasi pengujian sebagai bagian dari department pembangun system
• Testing Manager memberi laporan kepada Development Manager.
• Test Engineer dipimpin oleh seorang pemimpin (Lead Test Engineer) yang akan mengkomunikasi-kan hasil testing langsung pada Development Manager.
• Model ini cocok bila kita bekerja dalam suatu kelompok dengan jumlah personel yang sedikit (jumlahnya hanya belasan).
Kesalahan pada Model Darsar Organisasi Testing :
• Test group menjadi tidak independen.
• Proses testing tidak mendapatkan akses terhadap sumber daya yang dibutuhkannya.
• Sumber daya yang dimilikinya tidak hanya digunakan untuk testing.
• Peranan testing menjadi tidak jelas, karena hanya digunakan sebagai saran dalam pengembangan sistem, bahkan mungkin pelaku testing akan bekerja sebagai developer juga.
b. Organisasi pengujian sebagai sumber daya dalam proyek pembangunan system
• Test Manager dan Development Manager keduanya memberi laporan kepada Project Manager.
• Struktur organisasi testing ini bukan merupakan solusi yang sempurna tetapi merupakan perbaikan dari struktur organisasi testing sebelumnya.
• Dalam struktur ini test group masih tidak independen seutuhnya, krn. Test Manager memberikan jawaban kpd. Project Manager.
• Kelebihannya, dalam struktur ini keterlibatan Project Manager dalam proses pengembangan sistem menjadi berkurang.
• Bagian pengembangan dan bagian testing memiliki pegawai dan budget yang terpisah.
• Unit testing dalam organisasi menjadi lebih berperanan karena seluruh laporan kesalahan langsung diberikan pada project management.
• Kerugian : apabila dalam pelaksanaan suatu proyek ternyata tidak sesuai dengan jadwal, maka test group harus memberikan rasa simpati pada bagian pengembangan dan harus membantunya (melakukan kerja lembur) untuk menyelesaikan proyek tersebut agar tepat waktu.
c. Organisasi pengujian yang independent
• Merupakan model organisasi testing yang paling baik.
• Team tes dalam hal ini benar2 independen.
• Perhatian dan tujuan manajemen adalah untuk mempromosikan keunggulan perusahaan, oleh karena itu manajemen akan menerima laporan status tes dengan pikiran yang terbuka.
• Masalah2 yang berkaitan dg pengaruh, alokasi dana, dan sumberdaya manusia diminimumkan.
3. Proyek tes harus dikelola pada tiga arah :
• Inward: menentukan tim tes, merekrut anggota, menentukan struktur org., memantau dan memotivasi anggota tim.
• Upward: menyimpulkan status dari proses tes dan mengeskalasi problem yang penting, menentukan harapan yg hrs dicapai, memberikan tanggapan secara cepat, dan berpartisipasi dlm pertemuan manajemen
• Outward: mengkomunikasikan hasil tes, mengklarifikasi laporan masalah, mendiskusikan kebutuhan tes, dana, & layanan yang diperlukan pada pihak pengelola.
4. Sebutkan hal-hal yang mempercepat dan memperlambat proses testing dan berikan contohnya:
a. Hal-hal yang Mempercepat Proses Testing
• Test dilakukan sepenuhnya secara teliti, dengan memperhatikan 3 faktor:
• Waktu : disiapkan secara benar, penemuan bug sedini mungkin, seluruh tim hrs. dilibatkan sejak awal.
• Organisasi : keterbukaan komunikasi antara unit tes dengan tim lainnya.
• Kebudayaan Perusahaan: unit tes merupakan jalan untuk mengurangi resiko dan filosofi manajemen bisnis diterapkan pada seluruh proyek.
• Mempekerjakan teknisi yang baik.
• Otomatisasi
• Arsitektur Sistem Tes yang baik.
• A Clearly Defined Test-to-Development Hand-Off Process
• A Clearly Defined Development-to-Test Hand-Off Process
• A clearly Defined System Under Test
• Continuous Test Execution
• Penambahan Test Engineer
b. Hal-hal yang memperlambat proses testing :
• Menjadi Terlalu Pintar
• Jadwal proyek yang tidak mungkin dilaksanakan.
• Failure to Provide Test Deliverable
• Lack of System Administration, Infrastructure, and Development Support
• “Saving Money” on tools
• Unrealistic Test Schedules
• Slow Development Response
• Use of the Test Lab for Debugging
• Buggy Deliverables
• Violations of Test Plan Entry Criteria
• Violations of Test Plan Exit Criteria
• Scope Creep, Crawl, and Redefinition
• Test Suite or Phase Cancellation
• Tester Mistakes
5. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Test Lab Inventory
Setiap lab pengujian mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam pengoperasian lab; hal ini tergantung dengan sistem yang digunakan dalam pengujian. Sebagai tambahan, pentingnya berbagai spesifikasi suatu alat tergantung pentingnya pengujian khusus yang mendukung
6. Tahap-tahap proses pengujian:
• Pemilihan rekanan, berdasarkan kebutuhan akan testing yang bersifat khusus.
• Perencanaan
• Pengelolaan proses testing yang dilakukan secara ekster-nal seperti bila kita melaku-kannya secara internal.
7. Jelaskan Resiko2 yang dihadapi oleh perusahaan ketika melakukan outsourcing jasa pengujian kepada pihak ketiga (third-party test company) !
• Komunikasi yang buruk dengan pihak luar dari organisasi berkaitan dengan objektifitas bisnis dan alasan-alasan untuk outsourcing
• Melompati proses penyeleksian sumber daya eksternal, diharapkan dengan percobaan mendadak ini dapat melewati suatu pekerjaan dalam perusahaan.
• Kegagalan dalam mengatur pekerjaan.
• Data yang tidak terintegrasi, contohnya hasil tes dan bug report, kembali pada system yang terpusat
Pengertian dari Third – party tester:
Sumber daya testing dari pihak ketiga adalah setiap organisasi yang menawarkan jasa testing kepada pelanggannya, Jasa ini dpt diberikan secara off site, on site, atau keduanya.
Berdasarkan caranya mengelola proyek testing, organisasi pihak ketiga yang menawarkan jasa testing dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Temporary Agency (Agen Sementara) : menyediakan ahli testing.
2. Perusahaan Testing Pihak Ketiga : membuat perencanaan suatu proyek testing dan pengelolaannya.
Keuntungan Pemanfaatan Third-Party Tester:
• Memiliki keahlian dalam bidang pengelolaan proyek testing dan memiliki pengalaman untuk melakukan testing secara teknis.
• Dapat menyelesaikan proyek testing lebih cepat.
8. Jelaskan maksud dari pernyataan berikut yang menyangkut profesi bagi seorang penguji, pernyataan tersebut : “testers are professional pessimists” !
Maksudnya adalah para penguji dibayar untuk memeriksa sisi gelap dari proyek. Mereka sering merasa depresi setelah membaca bagan FMEA yang telah disiapkan oleh stff testing. Mereka juga sering merasa depresi untuk menghapus kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pengembangan, Mereka hanya dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap kegagalan setelah dirilis.
9. Latar Belakang Test Lab :
o Tempat dimana suatu proses pengujian dilakukan.
o Pelaku pengujian harus mengendalikan seluruh proses pengujian dan melakukan pengukuran serta mencatat hasilnya.
o Laboratorium pengujian merupakan laboratorium rekayasa teknik (engineering laboratory), bukan merupakan laboratorium penelitian.
o Laboratorium pengujian yang baik harus terstruktur dan diorganisasikan secara rapi.
Keuntungan dan kerugian ????
20. Test Case Life Cycle :
Gambar dibuku halaman 189
• In Queue, pada tahap ni test case siap untuk dijalankan dan dilakukan penugasan kepada penguji untuk melakukan eksekusi pada tes pass
• In Progress, pada tahap ini test sedang berjalan dan akan terus melanjutkan mengerjakan beberapa tugas test
• Block, dilakukan apabila terdapat beberapa kondisi didalam pengetesan seperti : kehilangan fungsionalitas atau kehilangan beberapa komponen umum dalam lingkungan testing. Kondisi tersebut telah dicegah oleh penguji dari tahap eksekusi sampai tahap penyelesaian testing.
• Skip, pada tahap ii kamu memutuskan untuk menunda pengetesan karena pengetesan tersebut memiliki prioritas yang relative rendah
• Pass, pada tahap ini pengetesan telah mencapai tahap penyelesaian dan penguji akan mengawasi hasil, state dan behavior yang berhubungan dengan testing
• Fail, pada tahap ini penguji mengawasi hasil, state dan behavior yang tidak diharapkan, yang merujuk kepada pertanyaan mengenai kualitas dari system dengan berdasar pada objektivitas testing. Pada tahap ini dihasilkan laporan bug
• Warn, pada tahap ini penguji mengawasi hasil, state dan behavior yang tidak diharapkan, tetapi kualitas system yang pokok dengan dasar pada objektivitas testing tidak dikompromikan
• Closed, setelah menambahkan tanda “Fail” atau “Warn” pada siklus yang pertama dari test pass, test selanjutnya meliputi perbaikan terhadap bugs yang diderita oleh test casem Apabila test case dijalankan kembali dan tidak ditemukan adanya bugs maka test case tersebut akan disclosed.
Minggu, 21 Juni 2009
M0254 - ERP (Enterprise Resources Planning)
Session 11 – User Requirements
Ir. Ekananta Manalif, MM, MKom (D2664)
Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara
ERP Requirement
The process to identify the real business problem within the clients company.
Requirement will define the information system necessary to solve the problem.
Requirement will listed all technical specification available in industry.
Label: User Requirements
M0254 - ERP (Enterprise Resources Planning)
Session 12 – ERP Proposal
ERP Proposal
The documentation that provide the information about design and requirement to build the ERP System.
Proposal will cover the business requirement, the technology solution, and investment.
ERP Proposal Template
The proposal usually include:
Management review
Business challenge
System Overview and design
Pricing structure
Implementation time
Every consulting company will provide their owned proposal template.
M0254 - ERP (Enterprise Resources Planning)
Session 10 – ERP Software Package
Major Players
SAP - The Company
Founded in 1972 in Waldorf, Germany
4th largest software supplier in the world
Revenues over $5 billion in 1998
SAP growing over 40% a year
18,330 employees worldwide (9/98)
1997 market share was 31% of the worldwide client/server enterprise application software
Over 9,000 installations at 6,000 companies with more than 2,500,000 users in over 50 countries
An average of 25% of revenue invested in R&D
SAP R/3 System
PeopleSoft - The Company
Revenues over $1.3 billion in 1998
2nd largest ERP supplier in the world
Growing over 60% a year
7,000 employees worldwide
2,900 clients worldwide
1997 market share was 8.4% of total ERP software license market
PeopleSoft – The Product
HRMS
Payroll, Benefits, Human Resources, Pension Administration, Time & Labor
Accounting and Control
General Ledger, Payables, Receivables, Asset Management, Projects, Budgets, Expenses, Cash Management
Treasury Management
Materials Management
Supply Chain Planning
Service Revenue Management
Procurement
Enterprise Performance Management
Project Management
Oracle - The Company
Founded in 1977
2nd largest software supplier in the world
Revenues over $8 billion in 1998
41,000 employees worldwide, 16,000 U.S.
Reflects total company - not just applications business
More than 6,000 customers in 76 countries
1997 ERP market share was 8.3% of total ERP license revenue
50% of applications revenue comes from services
Oracle’s applications license revenue is growing at 18% a year; significantly less than its rivals.
Oracle - The Products
Financials
Planning (G/L, Analyzer)
Analysis
Consolidation
Expenditure Management
Billing and Cash Collection
Cash Management
Asset Management
Supply Chain
Strategic Procurement
Non-production Procurement
Strategic Souring
Catalogue Management
Projects
Costing
Billing
Time and Expense
Activity Management Gateway
Human Resources
Materials Management
Inventory
Purchasing
Oracle - The Products
Manufacturing
– Factory & Item Definition
– Planning & Simulation
– Materials Management
– Production
– Cost Management
– Integrated Technologies
Label: ERP Software Package