Senin, 22 Juni 2009

Testing dan Implementasi

1. Jelaskan perbedaan antara Quality Assurance dan Quality Control Manager.
Quality Control Manager: bertanggung jawab melakukan pengetesan untuk mencari kesalahan.
Quality Assurance Manager: tidak hanya bertanggung jawab untuk menemukan kesalahan tetapi juga mencegah timbulnya kesalahan serta mengusahakan peningkatan kualitas produk secara terus-menerus
Definisi yang diberikan oleh standar IEEE 610.12-1990 mengenai Quality Assurance:
• Sebuah pola yang direncanakan dan sistematis dari seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menyakinkan bahwa sebuah produk telah sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.
• Sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengevaluasi proses pengembangan /pembuatan suatu produk.
Quality Control didefinisikan:
• Sejumlah aktifitas yang dirancang untuk mengevaluasi kualitas dari suatu produk yang dikembangkan/dibuat

2. Gambarkan struktur organisasi pengujian :
a. Organisasi pengujian sebagai bagian dari department pembangun system

• Testing Manager memberi laporan kepada Development Manager.
• Test Engineer dipimpin oleh seorang pemimpin (Lead Test Engineer) yang akan mengkomunikasi-kan hasil testing langsung pada Development Manager.
• Model ini cocok bila kita bekerja dalam suatu kelompok dengan jumlah personel yang sedikit (jumlahnya hanya belasan).

Kesalahan pada Model Darsar Organisasi Testing :
• Test group menjadi tidak independen.
• Proses testing tidak mendapatkan akses terhadap sumber daya yang dibutuhkannya.
• Sumber daya yang dimilikinya tidak hanya digunakan untuk testing.
• Peranan testing menjadi tidak jelas, karena hanya digunakan sebagai saran dalam pengembangan sistem, bahkan mungkin pelaku testing akan bekerja sebagai developer juga.


b. Organisasi pengujian sebagai sumber daya dalam proyek pembangunan system

• Test Manager dan Development Manager keduanya memberi laporan kepada Project Manager.
• Struktur organisasi testing ini bukan merupakan solusi yang sempurna tetapi merupakan perbaikan dari struktur organisasi testing sebelumnya.
• Dalam struktur ini test group masih tidak independen seutuhnya, krn. Test Manager memberikan jawaban kpd. Project Manager.
• Kelebihannya, dalam struktur ini keterlibatan Project Manager dalam proses pengembangan sistem menjadi berkurang.
• Bagian pengembangan dan bagian testing memiliki pegawai dan budget yang terpisah.
• Unit testing dalam organisasi menjadi lebih berperanan karena seluruh laporan kesalahan langsung diberikan pada project management.
• Kerugian : apabila dalam pelaksanaan suatu proyek ternyata tidak sesuai dengan jadwal, maka test group harus memberikan rasa simpati pada bagian pengembangan dan harus membantunya (melakukan kerja lembur) untuk menyelesaikan proyek tersebut agar tepat waktu.

c. Organisasi pengujian yang independent

• Merupakan model organisasi testing yang paling baik.
• Team tes dalam hal ini benar2 independen.
• Perhatian dan tujuan manajemen adalah untuk mempromosikan keunggulan perusahaan, oleh karena itu manajemen akan menerima laporan status tes dengan pikiran yang terbuka.
• Masalah2 yang berkaitan dg pengaruh, alokasi dana, dan sumberdaya manusia diminimumkan.

3. Proyek tes harus dikelola pada tiga arah :
• Inward: menentukan tim tes, merekrut anggota, menentukan struktur org., memantau dan memotivasi anggota tim.
• Upward: menyimpulkan status dari proses tes dan mengeskalasi problem yang penting, menentukan harapan yg hrs dicapai, memberikan tanggapan secara cepat, dan berpartisipasi dlm pertemuan manajemen
• Outward: mengkomunikasikan hasil tes, mengklarifikasi laporan masalah, mendiskusikan kebutuhan tes, dana, & layanan yang diperlukan pada pihak pengelola.

4. Sebutkan hal-hal yang mempercepat dan memperlambat proses testing dan berikan contohnya:
a. Hal-hal yang Mempercepat Proses Testing
• Test dilakukan sepenuhnya secara teliti, dengan memperhatikan 3 faktor:
• Waktu : disiapkan secara benar, penemuan bug sedini mungkin, seluruh tim hrs. dilibatkan sejak awal.
• Organisasi : keterbukaan komunikasi antara unit tes dengan tim lainnya.
• Kebudayaan Perusahaan: unit tes merupakan jalan untuk mengurangi resiko dan filosofi manajemen bisnis diterapkan pada seluruh proyek.
• Mempekerjakan teknisi yang baik.
• Otomatisasi
• Arsitektur Sistem Tes yang baik.
• A Clearly Defined Test-to-Development Hand-Off Process
• A Clearly Defined Development-to-Test Hand-Off Process
• A clearly Defined System Under Test
• Continuous Test Execution
• Penambahan Test Engineer

b. Hal-hal yang memperlambat proses testing :
• Menjadi Terlalu Pintar
• Jadwal proyek yang tidak mungkin dilaksanakan.
• Failure to Provide Test Deliverable
• Lack of System Administration, Infrastructure, and Development Support
• “Saving Money” on tools
• Unrealistic Test Schedules
• Slow Development Response
• Use of the Test Lab for Debugging
• Buggy Deliverables
• Violations of Test Plan Entry Criteria
• Violations of Test Plan Exit Criteria
• Scope Creep, Crawl, and Redefinition
• Test Suite or Phase Cancellation
• Tester Mistakes

5. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang Test Lab Inventory
Setiap lab pengujian mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam pengoperasian lab; hal ini tergantung dengan sistem yang digunakan dalam pengujian. Sebagai tambahan, pentingnya berbagai spesifikasi suatu alat tergantung pentingnya pengujian khusus yang mendukung

6. Tahap-tahap proses pengujian:
• Pemilihan rekanan, berdasarkan kebutuhan akan testing yang bersifat khusus.
• Perencanaan
• Pengelolaan proses testing yang dilakukan secara ekster-nal seperti bila kita melaku-kannya secara internal.

7. Jelaskan Resiko2 yang dihadapi oleh perusahaan ketika melakukan outsourcing jasa pengujian kepada pihak ketiga (third-party test company) !
• Komunikasi yang buruk dengan pihak luar dari organisasi berkaitan dengan objektifitas bisnis dan alasan-alasan untuk outsourcing
• Melompati proses penyeleksian sumber daya eksternal, diharapkan dengan percobaan mendadak ini dapat melewati suatu pekerjaan dalam perusahaan.
• Kegagalan dalam mengatur pekerjaan.
• Data yang tidak terintegrasi, contohnya hasil tes dan bug report, kembali pada system yang terpusat

Pengertian dari Third – party tester:
Sumber daya testing dari pihak ketiga adalah setiap organisasi yang menawarkan jasa testing kepada pelanggannya, Jasa ini dpt diberikan secara off site, on site, atau keduanya.



Berdasarkan caranya mengelola proyek testing, organisasi pihak ketiga yang menawarkan jasa testing dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Temporary Agency (Agen Sementara) : menyediakan ahli testing.
2. Perusahaan Testing Pihak Ketiga : membuat perencanaan suatu proyek testing dan pengelolaannya.

Keuntungan Pemanfaatan Third-Party Tester:
• Memiliki keahlian dalam bidang pengelolaan proyek testing dan memiliki pengalaman untuk melakukan testing secara teknis.
• Dapat menyelesaikan proyek testing lebih cepat.


8. Jelaskan maksud dari pernyataan berikut yang menyangkut profesi bagi seorang penguji, pernyataan tersebut : “testers are professional pessimists” !
Maksudnya adalah para penguji dibayar untuk memeriksa sisi gelap dari proyek. Mereka sering merasa depresi setelah membaca bagan FMEA yang telah disiapkan oleh stff testing. Mereka juga sering merasa depresi untuk menghapus kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pengembangan, Mereka hanya dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap kegagalan setelah dirilis.

9. Latar Belakang Test Lab :
o Tempat dimana suatu proses pengujian dilakukan.
o Pelaku pengujian harus mengendalikan seluruh proses pengujian dan melakukan pengukuran serta mencatat hasilnya.
o Laboratorium pengujian merupakan laboratorium rekayasa teknik (engineering laboratory), bukan merupakan laboratorium penelitian.
o Laboratorium pengujian yang baik harus terstruktur dan diorganisasikan secara rapi.
Keuntungan dan kerugian ????











20. Test Case Life Cycle :
Gambar dibuku halaman 189
• In Queue, pada tahap ni test case siap untuk dijalankan dan dilakukan penugasan kepada penguji untuk melakukan eksekusi pada tes pass
• In Progress, pada tahap ini test sedang berjalan dan akan terus melanjutkan mengerjakan beberapa tugas test
• Block, dilakukan apabila terdapat beberapa kondisi didalam pengetesan seperti : kehilangan fungsionalitas atau kehilangan beberapa komponen umum dalam lingkungan testing. Kondisi tersebut telah dicegah oleh penguji dari tahap eksekusi sampai tahap penyelesaian testing.
• Skip, pada tahap ii kamu memutuskan untuk menunda pengetesan karena pengetesan tersebut memiliki prioritas yang relative rendah
• Pass, pada tahap ini pengetesan telah mencapai tahap penyelesaian dan penguji akan mengawasi hasil, state dan behavior yang berhubungan dengan testing
• Fail, pada tahap ini penguji mengawasi hasil, state dan behavior yang tidak diharapkan, yang merujuk kepada pertanyaan mengenai kualitas dari system dengan berdasar pada objektivitas testing. Pada tahap ini dihasilkan laporan bug
• Warn, pada tahap ini penguji mengawasi hasil, state dan behavior yang tidak diharapkan, tetapi kualitas system yang pokok dengan dasar pada objektivitas testing tidak dikompromikan
• Closed, setelah menambahkan tanda “Fail” atau “Warn” pada siklus yang pertama dari test pass, test selanjutnya meliputi perbaikan terhadap bugs yang diderita oleh test casem Apabila test case dijalankan kembali dan tidak ditemukan adanya bugs maka test case tersebut akan disclosed.

0 komentar: